PARIMO, parimoaktual.com – Kordinator Devisi Penanganan Pelanggaran Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, Moh. Iskandar Mardani mengatakan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) pemilih, tidak boleh dilakukan oleh masyarakat yang bukan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
“Coklit itu, tidak boleh dilakukan oleh masyarakat yang bukan Pantarlih,” ujar Iskandar kepada media ini di Parigi. Senin (27/02/2023).
Baca Juga :Peringati HPSN DLH Parimo Lakukan Aksi Bersih
Ia mengatakan, pihaknya memastikan bahwa yang melakukan Coklit itu adalah petugas yang sah dan resmi di bentuk oleh teman – teman Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan jajarannya.
Menurutnya, Bawaslu Parimo menghawatirkan jika Coklit tersebut dilakukan oleh masyarakat yang bukan Pantarlih, bisa saja tidak berdasarkan mekanisme dan prosedur.
Ia mencontohkan, Kepala Keluarga yang di Coklit mungkin ada disitu pemilih pemula misalnya. Karena yang diberikan edukasi itu hanya Pantarlih.
“Karena berbicara persoalan Coklit inikan bukan hanya persoalan mendatangi dari rumah kerumah sebenarnya. Tapi didalam satu KK itu ada pemilih baru misalnya, atau ada yang sudah menikah sehingga memiliki KK baru. itu yang kita jaga bersama,” jelasnya.
Menurutnya, pihaknya selalu mengedepankan pendekatan pencegahan.
Ia menjelaskan, adapun dari laporan hasil pengawasan pihaknya, demi terciptanya kualitas, tidak ada hal yang lain.
“Dan mestinya kita bersyukur, karena hal ini kita peroleh, kita dapati sebelum ada reaksi dari masyarakat, misalnya kan,” katanya.
Sebelumnya kata dia, pihaknya mendapatkan laporan hasil pengawasan terkait menggunakan bantuan keluarga sendiri dari Pantarlih dalam melakukan Coklit, di Desa Supilopong dan telah diberikan saran perbaikan dilakukan Coklit kembali.
Hal itu pula kata dia, yang terjadi di Desa Lambunu, Kecamatan Bolano Lambunu, atas dasar dari laporan hasil pengawasan, menggunakan bantuan dari pihak keluarga oleh Pantarlih yang dimaksud.
“Alhamdulillah teman – teman di KPU telah melakukan Coklit kembali,” katanya.
Baca Juga : Ketua TPPS Parimo Evaluasi Kinerja Kecamatan
Tetapi menurutnya yang perlu menjadi perhatian sampai dengan berakhirnya tahapan Coklit di Tanggal 14 Maret, agar kiranya seluruh petugas Pantarlih dalam melakukan hal apapun, selalu berkoordinasi ke PPS.
“Menurut saya, hal – hal seperti ini terjadi karena tidak ada koordinasi yang efektif dari Pantarlih ke PPS itu,” katanya.
Sehingga, dua peristiwa di Desa Supilopong dan Desa Lambunu bisa terjadi.
“Alhamdulillah, bisa kita cegah, dan teman – teman di jajaran KPU, PPK dan PPS telah melakukan Coklit kembali,” ujarnya.
Adapun di Desa Lambunu yang baru saja ditemukan hal tersebut, sudah dilakukan Coklit kembali Hari ini. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari Panwaslu Kecamatan Bolano Lambunu.
Ia menambahkan, berdasarkan hal yang ia pahami, dari laporan pihaknya di Kecamatan, ada pembekalan yang diberikan kepada setiap Pantarlih.
“Tetapi mungkin, dari masing – masing Pantarlih ini, mungkin punya persepsi sendiri apakah bisa ditemani. Kan kasusnya ini ditemani, dibantu, tetapi yang melakukan pencocokanya itu adalah keluarganya sendiri,” pungkasnya.
Terkait Hal itu, Ketua KPU Parimo Dirwan Korompot saat dikonfirmasi melalui Telepon genggamnya menjelaskan, kasus yang terjadi di Desa Lambunu tersebut, saat dimulainya proses Coklit pada Tanggal 12, petugas Pantarlih mengalami kecelakaan (Jatuh dari motor),
Tetapi, walaupun dalam keadaan sakit ia tetap mengikuti proses apel kemudian ikut bimtek.
“Jadi, pada saat ia mencoklit, itu ditemani oleh adiknya. Dan pada saat Coklit, dia tidak bisa mengangkat tangannya untuk menempelkan stiker, maka dibantulah oleh adiknya menempelkan stiker,” jelasnya.
Baca Juga : Operasi Keselamatan Tinombala 2023 Berakhir
Jadi kata dia, bukan adiknya yang mencoklit, tetapi dia. Cuman, pada saat menempelkan stiker adiknya yang membantu menempelkan.
“Untuk pencoklitan, itu dilakukan oleh Pantarlih, karena dia habis jatuh dari motor, dia tidak bisa mengangkat tangannya untuk menempelkan stiker.
Ia menambahkan, saran perbaikan pada 15 rumah, ternyata semua sama datanya, tidak ada yang berbeda.
“Jadi 15 rumah itu, tadi sudah dikunjungi. Ternyata datanya tidak ada yang berbeda semua sama,” tuturnya. (Iwan Tj)
Responses (2)