PARIMO, parimoaktual.com – Perjalanan Pantarlih TPS 6, Desa Palasa Lambori, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, dalam melakukan pencocokan dan penelitian (pencoklitan) terbilang cukup menantang.
Salah satu wilayah yang harus didatangi, adalah warga yang masuk dalam daftar TPS 6, di Dusun Tampe, dengan kondisi jalan menanjak, kemiringan mencapai 45 sampai 60 derajat, hingga ke titik pencoklitan.
Baca Juga : Dinas Koperasi dan UMKM Parimo Usulkan Pembangunan Rumah Singgah UMKM
“Jaraknya memang tidak terlalu jauh, sekitaran 20 kilometer. Namun kondisinya yang menanjak, sehingga harus dicapai dengan durasi 6 jam perjalanan, jalan kaki,” ungkap Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan, KPU Parimo, Moh Misbahudin, yang melakukan monitoring langsung pencoklitan di dusun tersebut.
Rombongan, yang terdiri dari Pantarlih dan tiga orang PPS Desa Palasa Lambori, dan seorang PKD atau pengawas Desa, bertolak dari Desa induk, pukul 18.00, kemudian merayap di tanjakan, tiba pada pukul 23.58.
karena jalurnya mendaki dan melingkar, maka wilayah yang didatangi, dengan ketinggian sekitar 800 MDPL, cukup menguras tenaga, untungnya, kata Misbach, cuaca cerah, dengan hembusan angin lembah yang sejuk.
Bahkan dalam perjalanan tersebut, rombongan nyaris kena sumpit warga, yang sedang berburu babi hutan, yang curiga dengan kedatangan rombongan, ke SDK yang menjadi tempat menginap. Untungnya, selain beberapa orang dalam rombongan bisa berbahasa Lauje, dan kebetulan salah satu petani yang menginap mencegahnya dan mengatakan kalau rombongan tersebut adalah petugas yang mendata pemilu.
“Memang warga disini, sangat menjaga fasilitas yang dibangun pemerintah, makanya ada yang khawatir, rombongan yang tidak diketahui itu, akan merusak fasilitas,” terang Sofyan, Pantarlih TPS 6.
Baca Juga : 20 Pelaku UMKM di Parimo Dapatkan Label Halal
Lanjut Sofyan, warga di Dusun Tampe, kebanyakan tersebar di beberapa gunung, sehingga dibutuhkan kekuatan lebih dalam melakukan pencoklitan.
“Kita sengaja, naiknya malam hari, agar lebih cepat sampai. karena keesokan harinya, mereka kebanyakan berkumpul di gereja, untuk ibadah. makanya momentum itu, kami kejar, yang kemudian dipastikan, mereka ada di rumahnya. tidak kemana-mana,” urai Sofyan.
Ketua PPS Desa Palasa Lambori, Fitri menambahkan, di wilayah Desa Palasa Lambori, memiliki beberapa TPS di dusun terpencil, selain Dusun Tampe, juga ada Dusun Koja, yang tidak kalah terjal.
“Insya Allah, akan kami tuntaskan, semua warga dicoklit, termasuk di dusun terpencil,” pungkas Fitri. (Iwan Tj)
Response (1)