PALU, parimoaktual.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, S.PDOK., berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (03/11/2022).
Kedatangan Kepala BKKBN dr. Hasto diterima langsung Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura, di ruang kerjanya.
Kedatangan dr. Hasto tersebut, guna membahas penanggulangan Stunting bersama Gubernur Rusdy Mastura.
“Saya memberikan apresiasi kepada Gubernur dan seluruh jajarannya yang telah melakukan upaya masif dalam penanggulangan Stunting di Sulteng,” ujar dr. Hasto, di Kota Palu.
Dalam kesempatan itu, ia meminta kepada Gubernur Rusdy Mastura untuk memberikan dukungan terhadap penguatan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) di seluruh kabupaten/kota. Sebab, ada indikasi beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) akan melebur kewenangan Dinas P2KB ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain.
“Kondisi ini tidak mendukung penanganan Stunting dan peningkatkan kualitas hidup keluarga,” katanya.
Dia juga berharap, Gubernur Rusdy Mastura dapat mengimbau perusahaan yang beroperasi di wilayah setempat, untuk memberikan dukungan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satunya ikut berpartisipasi dalam penanganan Stunting, baik berupa dana maupun pemberian bahan makanan bergizi bagi keluarga sasaran.
Menanggapi hal itu, Gubernur Rusdy Mastura menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala BKKBN yang telah memberikan perhatian dan dukungan dalam rangka pengurangan Stunting di Sulteng.
Dia pun meminta kepada Kepala BKKBN untuk melakukan pencanangan bersama sebagai upaya percepatan penurunan angka Stunting.
Provinsi Sulteng, kata dia, telah melakukan pencanangan penurunan angka Stunting di Desa Pakuli melalui program terintegrasi.
Bahkan, ia berharap, agar program tersebut dapat terus berjalan di setiap kabupaten dan desa di Sulteng.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Rusdy Mastura, juga menyampaikan tentang upaya pengurangan angka kemiskinan, yang harus dilakukan dengan perubahan peradapan kepada masyarakat di pegunungan.
“melalui pendidikan dan perlakuan serta penanganan khusus,” tandasnya. (**)