Kemenekraf Prediksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif Dominasi Tahun 2025

oleh
oleh
Menekraf, Teuku Riefky Harsya, saat memberikan keterangan dalam JPAT yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Jum’at (20/12/2024). (Foto: Dok Kemenekraf)

JAKARTA, parimoaktual.com Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) memproyeksikan tiga tren utama yang akan mendominasi sektor ekonomi kreatif di 2025. Tren ini menggabungkan nilai budaya lokal dengan teknologi modern, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan global.

Menekraf Teuku Riefky Harsya menjelaskan, bahwa tren ekonomi kreatif ke depan akan mengedepankan inovasi yang berkelanjutan dan berbasis budaya.

Konsep ini, kata dia, menekankan pada kebanggaan terhadap produk dan budaya nusantara yang dikemas dengan standar kualitas dunia.

“Produk lokal akan menjadi simbol kemewahan baru, mencerminkan identitas budaya Indonesia yang mendunia,” ujar Riefky, dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Jum’at (20/12/2024).

Tren ini menawarkan pengalaman baru dalam menjelajahi cita rasa khas nusantara, dengan pendekatan inovatif yang mengedepankan interaksi, cerita, dan suasana unik.

Ia menekankan pentingnya keberlanjutan di industri fesyen, tren ini mengadopsi bahan ramah lingkungan, seperti serat alami, untuk menciptakan produk mode yang tidak hanya estetis tetapi juga selaras dengan visi masa depan yang hijau.

“Keseluruhan tren ini mencerminkan arah ekonomi kreatif yang mengutamakan inovasi, keberlanjutan, dan relevansi budaya di era digital,” katanya.

Ia berharap, tren tersebut dapat mendorong pencapaian target ekonomi kreatif yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029, yakni kontribusi PDB ekraf sebesar 8,37 persen di 2029, pertumbuhan ekspor ekraf sebesar 5,96 persen, dan penyerapan tenaga kerja ekraf sebanyak 27,66 persen.

“Kemenekraf optimis bahwa sektor ekonomi kreatif Indonesia akan semakin kompetitif di pasar global, sekaligus memperkuat fondasi budaya lokal sebagai bagian dari identitas nasional,” ungkapnya.

Sumber : Humas Kemenekraf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *