PARIMO, parimoaktual.com – Bantuan perahu yang sedianya khusus nelayan, justru di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, berbanding terbalik. Bahkan, kuat dugaan bantuan perahu bagi nelayan yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Parimo disinyalir tidak tepat sasaran.
Parahnya lagi, bantuan perahu untuk nelayan di daerah yang katanya penghasil ikan tersebut hanya dijadikan lahan bisnis oleh oknum tertentu.
Informasi yang dihimpun media ini dari sejumlah nelayan, bantuan perahu dari DKP Kabupaten Parimo tersebut justru tidak tepat sasaran.
Di Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, misalnya. Penyaluran bantuan perahu fiber di kelurahan yang didominasi dengan masyarakat, yang bergantung dari hasil laut justru mengherankan. Sebab, DKP Kabupaten Parimo malah memberikan bantuan perahu fiber kepada masyarakat yang bukan berprofesi sebagai nelayan.
Anehnya lagi, DKP Kabupaten Parimo memberikan bantuan perahu fiber tersebut, yang belakangan diketahui seorang anak.
Sontak, pemberian bantuan perahu fiber dari DKP Kabupaten Parimo tersebut menuai tanda tanya dari sejumlah masyarakat yang notabenenya adalah nelayan. Ada pula yang bertanya terkait proses pemberian bantuan perahu fiber tersebut.
Lebih parahnya lagi, DKP Kabupaten Parimo memberikan bantuan empat unit perahu fiber kepada satu orang kepala keluarga. Padahal, satu unit bantuan perahu fiber tersebut, justru sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan melaut satu orang kepala keluarga.
Lantas, bagaimana dengan nasib nelayan lainnya di pesisir Kelurahan Bantaya yang telah menyodorkan proposal bantuan perahu fiber di DKP Kabupaten Parimo. Ditambah lagi, sebagian nelayan yang telah menyodorkan proposal bantuan perahu fiber tersebut, sebagian besar perahu berbahan kayu milik mereka mulai rusak. Namun, terpaksa harus tetap digunakan untuk melaut demi memenuhi kebutuhan keluarganya hari-hari.
Bahkan, sebagian diantaranya perahu miliknya sama sekali tidak dapat digunakan, karena rusak parah akibat dihantam gelombang.
Wajar saja, masyarakat yang notabenenya adalah nelayan di Kelurahan Bantaya, yang proposal permohonan bantuan milik mereka belum terakomodir tersebut mengadukan persoalan ini kepada sejumlah wartawan.
Tidak hanya itu, buruknya pemberian bantuan perahu fiber tersebut, juga bukan yang kali pertama terjadi.
Pembentukan kelompok untuk mendapatkan bantuan perahu fiber disebut-sebut berdasarkan kepentingan oknum tertentu. Entah bagaimana cara, sehingga permohonan bantuan perahu fiber untuk kepentingan oknum tertentu lolos verifikasi di DKP Kabupaten Parimo.
Dari hasil penelusuran media ini, usai diserahterimakan dari pihak DKP Kabupaten Parimo, bantuan perahu fiber yang tidak tepat sasaran itu, akan dijual oleh penerima. Namun, rencana tersebut dibatalkan akibat menuai banyak sorotan dari masyarakat yang benar-benar berprofesi sebagai nelayan.
Sehingga, bantuan perahu fiber yang sudah sebulan diserahterimakan itu masih terparkir di depan rumah warga dan belum digunakan.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala DKP Kabupaten Parimo, Nasir mengaku akan mengecek kembali persoalan tersebut.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, pemberian bantuan perahu fiber tersebut sudah sesuai prosedur yang berlaku. Sebab, tim verifikasi telah mengecek langsung di lapangan untuk memastikan kebenaran dari data kelompok nelayan penerima bantuan berdasarkan proposal permohonan bantuan perahu fiber.
“Berdasarkan hasil pengecekan tim verifikasi, proposal yang diajukan oleh penerima bantuan perahu fiber tersebut sudah masuk sejak tahun 2022. Sehingga baru bisa direalisasikan di tahun 2024,” pungkasnya. (ABT)