KAMBOJA, parimoaktual.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan pemberantasan korupsi butuh kerja sama luar negeri.
Menurutnya, brother and sister diusung untuk meyakinkan para delegasi bahwa Indonesia terbuka pada kerja sama pemberantasan korupsi.
“Akan kami tangkap para tersangka korupsi. Kami juga akan membantu pengembalian asset korupsi yang disimpan dan disembunyikan di Indonesia,” ujar Firli, dalam forum ASEAN, dimana Indonesia mengusung tema diplomasi “brother and sister” di forum bergengsi regional tersebut.
Dia mengatakan, ide tersebut mendapat respons positif dari sembilan ketua/pimpinan/wakilnya yang hadir di ASEAN PAC.
“ACU Cambodia saat Gala Dinner ASEAN – PAC mengatakan sebagaimana kata Bapak Firli Bahuri, bahwa kita adalah brother and sister. Maka Pak Firli adalah Bong Proh atau kakak laki-laki saya (Ketua ACU Cambodia),” katanya mengutip perkataan salah satu pimpinan di ASEAN PAC.
Dia mengatakan, diplomasi brother and sister KPK juga merekatkan hubungan pimpinan lembaga antikorupsi berlatar belakang polisi di ASEAN – PAC, Phnom Penh, Kamboja.
Ia juga menambahkan, pemberantasan korupsi harus didukung dengan kerja sama luar negeri untuk menangkap segera para tersangka dan mengembalikan maksimal asset hasil korupsi kepada para negara saudara di ASEAN.
Secara khusus, KPK RI meminta kerjasama luar biasa kepada Singapura dan Thailand, untuk upaya maksimal pemberantasan korupsi di wilayah ASEAN.
“Saya bicara secara khusus dengan Kepala CPIB dan NaCC, mereka berdua dari kepolisian, agar siapapun yang “kabur” dan menyembunyikan assetnya disana bisa kita kejar,” ujarnya.
Harmoni pemberantasan korupsi di wilayah ASEAN, kata dia, dituangkan dalam Memorandum of Undestanding on Cooperation for Preventing and Combating Corruption atau Nota Kesepahaman tentang kerja sama untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi, yang ditanda tangani oleh 10 ketua/wakil dari lembaga antikorupsi.
Sumber : Humas KPK