JAKARTA, parimoaktual.com – Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril menyebut biopsi dilakukan terhadap ginjal pasien yang sudah meninggal. Hasilnya terbukti bahwa kerusakan pada ginjal disebabkan oleh senyawa etilen glikol.
Penelitian dan pemeriksaan penyebab penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak terus dilakukan. Penelitian bukan hanya dilakukan pada pasien yang masih hidup. Ginjal dari pasien anak yang sudah meninggal juga diperiksa.
“Kita juga sudah melakukan biopsi pada ginjal anak yang sudah meninggal, dan ternyata terbukti bahwa ginjalnya memang ada kerusakan, kelainan yang disebabkan oleh zat etilen glikol,” kata Syahril dalam konferensi pers secara daring, Selasa (25/10/2022).
Berbagai upaya memang terus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti masalah ginjal anak ini. Melalui penelitian yang terus dilakukan itu juga telah mengeliminasi berbagai kemungkinan penyebab yang sebelumnya sempat digemborkan.
Semula, penyakit gagal ginjal akut ini diduga sebagai bagian dari long covid hingga vaksin Covid-19. Namun semuanya tidak terbukti, gagal ginjal akut ini terjadi karena keracunan senyawa berbahaya dalam obat.
“Bukan karena Covid-19, vaksin Covid-19 atau imunisasi rutin. Kementerian Kesehatan merespon cepat, melakukan penyelidikan dan penelitian untuk mencari penyebab gagal ginjal akut ini,” kata dia.
Dengan ditemukannya penyebab gagal ginjal akut itu, Kemenkes dan BPOM kemudian melarang penjualan hingga penggunaan obat sirup di Indonesia. Hal ini karena obat sirup diduga tercemar cairan etilen glikol dan dietilen glikol (DEG).
Hasilnya, setelah larangan diberlakukan Syahril menyebut tidak ada penambahan pasien gangguan ginjal akut. Terutama di RSCM yang menjadi pusat penanganan penyakit tersebut.
Per hari ini, jumlah kasus gangguan ginjal akut di Indonesia mencapai 225 orang. Dari angka tersebut sebanyak 143 anak dilaporkan meninggal dunia. Hal ini berarti tingkat kematian akibat penyakit ini mencapai 56 persen.
Sumber : CNN Indonesia