Penjelasan Dinas PUPRP Parimo soal Daerah Irigasi Ampibabo

oleh
oleh
Tampak kondisi Daerah Irigasi Ampibabo yang terletak di Desa Tombi tidak lagi teraliri air sungai akibat mengalami kerusakan. (Foto: Istimewa)

PARIMO, parimoaktual.com Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, telah mengusulkan anggaran untuk penyusunan desain perencanaan rehabilitasi Daerah Irigasi Ampibabo, Kecamatan Ampibabo, yang mengalami kerusakan parah akibat banjir pada Mei 2024.

Kerusakan ini telah berdampak besar pada pasokan air untuk lahan pertanian. Bahkan telah mengancam ketahanan pangan warga di lima desa di Kecamatan Ampibabo.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPRP Parimo, Zubaid, menjelaskan kerusakan paling signifikan terjadi pada bangunan bendung dan saluran pengambilan air. Berdasarkan peninjauan pascabencana, langkah rehabilitasi segera diusulkan agar irigasi kembali berfungsi normal.

“Setelah bencana, kami langsung bergerak untuk mengusulkan desain perencanaan rehabilitasi pada tahun anggaran 2025. Kami berharap hal ini bisa segera terwujud,” ujar Zubaid di Parigi, Senin (28/07/2025).

Menurutnya, usulan tersebut telah diterima dan dimasukkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk tahun anggaran 2025, meskipun pelaksanaannya tertunda karena kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan tahun ini.

“Program ini tetap menjadi prioritas, namun terhambat oleh kebijakan efisiensi anggaran. Sehingga penyusunan desain tidak bisa dilakukan tahun ini,” katanya.

Ia menjelaskan, meskipun rehabilitasi irigasi ini merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten. Sementara, pengusulan anggaran untuk desain perencanaan tidak bisa dilakukan ke pemerintah provinsi atau pusat, karena terbentur kewenangan.

Namun, setelah desain selesai, pembangunan fisiknya dapat diajukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tengah.

“Yang terpenting, desainnya harus selesai. Setelah itu, rehabilitasi fisik bisa diajukan melalui DAK atau APBD provinsi,” ungkapnya.

Dijelaskannya, rehabilitasi Daerah Irigasi Ampibabo tetap menjadi prioritas mengingat dampaknya terhadap lahan pertanian milik warga. Kini, ratusan hektare sawah yang mengandalkan irigasi tersebut tidak lagi bisa dialiri air, mempengaruhi pendapatan petani setempat.

“Ini adalah prioritas kami. Jika pengusulan anggaran dibuka lagi tahun depan, kami akan mengajukan desain rehabilitasi untuk memastikan irigasi ini kembali berfungsi seperti semula,” pungkasnya. (abt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *