CIREBON, parimoaktual.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melakukan kunjungan kerja ke lokasi percontohan penerapan Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (04/01/2025). Program ini menjadi langkah inovatif untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan konsumsi air yang lebih hemat.
Dody mengapresiasi keberhasilan penerapan IPHA seluas 85.867 hektar di D.I Rentang yang dimulai sejak tahun lalu. Metode ini tidak hanya berhasil mengurangi penggunaan air, tetapi juga meningkatkan hasil panen secara signifikan.
“Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang, tetapi produksi gabahnya bisa naik hingga 2 ton per hektar. Rencananya, IPHA akan diterapkan di seluruh Indonesia karena ini salah satu solusi untuk pertanian berkelanjutan. Dengan hemat air, hasil tetap maksimal. Insya Allah, saya yakin ini bisa berhasil,” ujarnya.
Ia menjelaskan, metode IPHA merupakan teknik budidaya padi yang mengelola tanaman, air, dan tanah secara terpadu.
“Tujuannya meningkatkan efisiensi penggunaan air, memperluas areal tanam terutama di musim kemarau, serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani,” katanya.
Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, penerapan IPHA mampu menghemat penggunaan air hingga 30 persen, mengurangi kebutuhan benih hanya menjadi 10 kilogram per hektar, dan mempercepat waktu panen dengan penggunaan bibit muda.
“Hasilnya terbukti dapat meningkatkan produksi hingga mencapai 11 ton per hektar. Dengan penghematan air, suplai yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk areal lain, terutama saat musim kemarau. Ini bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga 30 persen,” jelas Bob.
Salah seorang petani di D.I Rentang, Sunaryo, mengaku merasakan langsung manfaat dari metode IPHA. Dalam dua musim tanam yang menggunakan metode ini, hasil panennya meningkat secara signifikan.
“Alhamdulillah, setelah menggunakan IPHA, produksi kami meningkat dari 8,4 ton per hektar menjadi 9,8 hingga 10,5 ton per hektar. Ini sangat membantu kami,” katanya.
Keberhasilan di D.I Rentang menjadi inspirasi untuk perluasan metode IPHA ke daerah lain, termasuk D.I Kamun seluas 2.000 hektar yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi nasional dalam menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim.
Sumber : Humas Kementerian PU