PALU, parimoaktual.com – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, memerintahkan respons cepat terhadap bencana banjir bandang yang melanda Desa Wombo Kalonggo dan Wombo Induk, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, pada akhir Mei 2025.
Arahan ini disampaikan setelah menerima laporan langsung dari Bupati Donggala, Vera Laruni, saat kunjungan kerja di Kabupaten Buol, pada Selasa (27/5/2025).
Menindaklanjuti perintah gubernur, Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah, segera mengkoordinasikan langkah-langkah tanggap darurat bersama BPBD Donggala dan sejumlah instansi terkait. Ia bahkan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menghadapi bencana.
“Bencana adalah urusan bersama. Penanganan harus cepat, tepat, dan tuntas melalui kolaborasi semua pihak,” tegas Anwar Hafid, di Palu, Jum’at (30/5/2025).
Ia menegaskan, penanganan bencana di Sulteng ke depan akan mengacu pada prinsip cepat tanggap, cepat tindak, dan cepat tuntas dalam bingkai program Berani Berintegritas dan Berani Lancar.
“Pelayanan kebencanaan harus efektif, efisien, terstruktur, dan terukur. Ini bukan hanya soal teknis, tapi komitmen moral kita bersama. Kami juga turut berduka cita atas wafatnya dua warga. Semoga keluarga diberi ketabahan dan warga terdampak segera pulih,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah, menyatakan seluruh langkah ini adalah implementasi dari arahan gubernur yang menekankan koordinasi lintas sektor sebagai kunci keberhasilan respons bencana.
“Arahan Bapak Gubernur sangat jelas, kerja kolektif, respons terpadu. Itu yang kami lakukan,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Bupati Donggala menetapkan status Tanggap Darurat mulai 28 Mei 2025 selama 14 hari ke depan. Sejumlah langkah tanggap darurat pun telah dilakukan, mulai dari mendirikan Pos Komando Tanggap Darurat oleh BPBD Sulteng dan Donggala sejak 27 Mei, lengkap dengan penerangan darurat (light tower) serta pemasangan bronjong untuk pengamanan lereng.
Kemudian penyaluran bantuan dari Pemprov Sulteng, Pemkab Donggala, dan Kemensos RI melalui Dinas Sosial pada 28 Mei 2025.
Selanjutnya, tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan berhasil menemukan dua korban hilang, Raho (55 tahun) dan Ramsyiah (60 tahun), dalam kondisi meninggal dunia. Setelah itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Donggala mengerahkan alat berat seperti tiga unit ekskavator, satu unit loader, enam truk, dua tangki air, dan logistik tenda pengungsian.
Tidak hanya itu, BWSS III juga mengirim satu unit ekskavator dan 200 m³ bronjong, BPJN menyuplai rangka baja jembatan Bailey 30 meter, dan BPPW mengerahkan 4 hidran umum.
Bahkan, ada pula pembersihan serta pembangunan jembatan darurat dan penyediaan air bersih yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
Selain itu, menyediakan dapur umum yang dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Donggala dan relawan, serta layanan makanan bagi pengungsi tetap berjalan.
Bahkan, pelayanan kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulteng dan Donggala, bersama UNISA, Baznas, Puskesmas maupun relawan, dengan memberikan pelayanan medis terpadu di lokasi terdampak.
Sumber : Humas Pemprov Sulteng