JAKARTA, parimoaktual.com – Pemerintah semakin memperkuat program transmigrasi dengan kolaborasi lintas kementerian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan transmigrasi. Terbaru, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memastikan tersedianya layanan kesehatan di wilayah-wilayah transmigrasi.
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, dan Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, bertemu dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Kantor Kemenkes, Rasuna Said, Jakarta, pada Selasa, 24 Desember 2024.
Dalam rapat koordinasi tersebut, kedua belah pihak membahas strategi dan program kolaboratif untuk menghadirkan layanan kesehatan yang optimal di kawasan transmigrasi.
“Hari ini, saya mendampingi Pak Iftitah dalam rapat koordinasi dengan Pak Budi Gunadi Sadikin dan Mas Dante Saksono. Kami membahas bagaimana program Kemenkes dapat mendukung pengembangan kawasan transmigrasi,” ujar Viva Yoga.
Ia menjelaskan, salah satu prioritas utama adalah menciptakan kawasan transmigrasi yang bersih, nyaman, dan sehat.
Menurutnya, kesehatan menjadi faktor kunci karena mayoritas transmigran adalah pekerja lapangan yang memerlukan fisik yang kuat untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Untuk mendukung kesehatan masyarakat di kawasan transmigrasi, fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi kebutuhan mendesak.
Berdasarkan data Kemenkes, saat ini terdapat 111 Puskesmas yang belum dibangun di 37 kabupaten yang memiliki kawasan transmigrasi.
“Kami akan menelusuri kecamatan-kecamatan di kawasan transmigrasi yang belum memiliki Puskesmas dan meminta Kemenkes untuk segera membangunnya agar masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan,” tegasnya.
Ia menekankan, layanan kesehatan merupakan hak dasar masyarakat yang wajib dipenuhi oleh negara.
“Kesehatan adalah hak dasar manusia, dan negara harus hadir untuk memenuhinya. Dengan adanya Puskesmas, transmigran, keluarga mereka, serta masyarakat sekitar akan hidup sehat dan produktif,” katanya.
Ia menambahkan, kesehatan yang terjaga akan memungkinkan transmigran untuk bekerja dengan optimal dan menghasilkan produk-produk unggulan dari kawasan transmigrasi.
“Kesehatan adalah modal utama untuk menciptakan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia,” ungkapnya.
Program transmigrasi yang telah berjalan sejak 1950, kata dia, kini semakin komprehensif dengan kolaborasi lintas sektor. Sebelumnya, Kementrans telah menjalin kerja sama dengan Kementerian ATR/BPN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pertanian.
Upaya ini bertujuan menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.
“Kami berharap dengan kolaborasi ini, kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat ekonomi dan pembangunan yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.
Sumber : Humas Kementrans