PARIMO, parimoaktual.com – Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Surya Fibrianti mengajak kaum perempuan bersama sama untuk membantu pemerintah menekan angka perkawinan anak di daerah itu.
“Oleh karena itu, kita sebagai perempuan mari kita bersama sama membantu pemerintah untuk menekan angka perkawinan anak,” kata Surya Fibrianti saat menghadiri peringatan hari Kartini ke – 146 di auditorium Kantor Bupati, Kamis (25/4/2024).
Menurutnya, hal ini untuk mewujudkan Indonesia layak anak di tahun 2030. Diketahui, perkawinan anak banyak hal negatif yang diakibatkan, diantaranya perkawinan anak meningkatkan angka kematian ibu dan bayi serta gangguan kesehatan reproduksi.
“Dan berisiko melahirkan anak yang stunting,” ujarnya.
Perkawinan anak kata dia, merupakan faktor terhambatnya pendidikan anak dan menyebabkan angka anak putus sekolah yang juga menyebabkan kemiskinan.
“Hal ini perlu kita ketahui bersama. Karena, ini menjadi tugas kita apalagi Kabupaten Parigi Moutong angka perkawinan anaknya tinggi.” ungkapnya.
Selain itu, RA Kartini dalam Pahlawan Nasional yang dimasa hidupnya begitu gigih memperjuangkan eman sipasi kaum perempuan melalui pemikiran pemikiran yang inspiratif.
Serta pemikiranya yang kritis dimasa penjajahan Belanda dilatarbelakangi oleh tertutupnya kesempatan perempuan dimasa kolonial tersebut.
Bahkan, untuk mendapatkan akses pemdidikan dan pendidikan dasar sekalipun, kaum perempuan dimasa tersebut dapat dikatakan berada di dalam kegelapan. Yang hanya bisa mengurus urusan urusan yang sifatnya domestik di dalam rumah.
“Dan tidak bisa merencanakan masa depanya sendiri,” ujarnya.
Diera saat ini kata dia, peran kaum perempuan khususnya di pedesaan dalam pembangunan relatif masih cukup tertinggal dari kaum laki laki.
Minimnya kesempatan yang dimiliki perempuan untuk berperan aktif disektor publik menjadi salah satu penyebab ketertinggalan tersebut.
Sehingga, upaya untuk memberdayakan kualitas hidup perempuan, seringkali terkendala oleh permasalahan sosial dan budaya yang masih menganggap kaum perempuan hanya perlu mengurusi rumah tangga saja.
“Dan tabu untuk terlibat pada kegiatan non domestik. Sehingga, potensi mereka menjadi kurang berkembang.” kata dia.
Ia menekankan, peningkatan kualitas hidup perempuan khususnya, di Kabupaten Parigi Moutong selalu terus dikembangkan. Karena sejatinya, jika kaum perempuan memiliki kualitas hidup yang baik.
Maka hal tersebut katanya, akan turut menjaga dan meningkatkan ketahanan keluarga yang berimbas kokohnya ketahanan nasional dengan aktifnya perempuan diberbagai sektor.
“Jadi, perkawinan anak dinilai menjadi masalah serius. Karena menimbulkan kontroversi di masyarakat.” ungkapnya.
Hal Ini kata dia, tidak hanya terjadi di Indonesia, namun menjadi isu internasional. Karena Sulteng berada diurutan ke lima terbesar perkawinan anak di tahun 2023 dengan persentase sekitar 12,65 persen.
“Dan perlu diketahui juga bahwa, Kabupaten Parigi Moutong yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perkawinan anak di Provinsi Sulawesi Tengah,” ujarnya.(dany)