55 Peserta Mengikuti Sekolah Vertical Rescue

oleh
oleh
55 Peserta Mengikuti Sekolah Vertical Rescue. (Foto : Istimewah)

PARIMO, parimoaktual.com Sekolah vertical rescue tingkat I yang dilaksanakan oleh Vertical Rescue Indonesia di Tebing Alam Likunggavali, Desa Uevolo, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah dimulai hari ini.

“Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari gunung-gunung, tebing dan jurang serta gedung tinggi yang berpotensi terjadinya kecelakaan. Hal inilah yang mendasari dilaksanakan kegiatan sekolah vertical rescue tingkat I ini,” ungkap Ketua Panitia Sekolah Vertical Rescue, Wawan Wiranto, di Uevolo, Kamis (20/10/2022).

Menurutnya, perlu mempersiapkan potensi yang memiliki dasar keilmuan khususnya dibidang vertical rescue di daerah, untuk mendukung tugas operasi penyelamatan di medan terjal.

Kegiatan itu digelar selama empat hari, dimulai tanggal 20, berakhir 23 Oktober, dan diikuti oleh 55 orang peserta, dengan metode pelatihan 20 persen materi kelas dan 70 persen materi praktek.

“Pemateri berjumlah 15 orang, empat dari Vertical Rescue Indonesia, 10 dari vertical rescue regional Sulteng dan satu instruktur dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Parimo,” ujar Wawan.

Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 132/Tadulako yang diwakili oleh Kasiter Kasrem, Kolonel Infanteri Fifin Zudi Syaifuddin mengatakan Korem 132/Tadulako sudah bekerjasama dengan Vertical Rescue Indonesia sejak beberapa bulan lalu.

“Dengan membangun dua unit jembatan gantung di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah,” ucap Kolonel Infanteri Fifin Zudi, saat membuka kegiatan sekolah vertical rescue.

Kata dia, sebagaimana program dari vertical rescue indonesia membangun 1000 jembatan gantung, pihaknya akan bekerjasama dan memonitoring, apalagi bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan.

Mungkin hanya berbeda space saja, opearasi SAR ada diberbagai macam medan. Tetapi di vertical rescue pertolongannya lebih spesifik pada medan terjal atau tebing.

Sebagaimana kita ketahui bersama, ditingkat nasional bahkan dunia banyak terjadi bencana dan itu membutuhkan pertolongan dan sesuai dengan amanat undang-undang No 34 Tahun 2004, TNI mempunyai kewajiban memberikan pertolongan pada bencana alam.

Olehnya, TNI harus mampu memberikan pertolongan dan pencarian korban, tetunya harus didasari oleh ilmu pengetahuan, mustahil untuk menolong tetapi tidak memiliki ilmu.

“Kami juga mengirim beberapa orang untuk bergabung mengikuti sekolah vertikal rescue,” ungkapnya.

Ia berharap, kepada seluruh peserta sekolah vertical rescue tingkat I ini, bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita tidak perlu melihat suatu kebaikan dengan hal yang besar, akan tetapi yang kecil akan menjadi besar,” harapnya. (Ww)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *