PALU, parimoaktual.com – Yayasan Senyum (YS) Sulawesi Tengah (Sulteng) diharap terus bekerjasama menurunkan prevalensi celah bibir dan lelangit, meningkatkan cakupan pelayanan dan mengikis stigma terhadap penderita kelainan organ mulut ini.
“Saya harap yayasan melakukan kolaborasi pentahelix,” kata Kadis Kesehatan dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD melalui sambutan Gubernur Rusdy Mastura pada pengukuhan Yayasan Senyum dan Seminar Kesehatan, Sabtu (17/9/2022), bertempat di Pogombo.
Komposisi pengurus terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, psikolog, perawat, bidan, tenaga anastesi, akademisi dan penggiat sosial.
Adapun kegiatan dihadiri Ketua TP-PKK Sulteng Dr. Hj. Vera Rompas Mastura, S.Sos, M.Si, Asisten Pemerintah Kota Palu dr. Husaema, forkopimda, Smile Train dan stakeholder kesehatan.
Gubernur Rusdy Mastura mengapresiasi seminar dalam rangkaian acara “Pesan Senyum Sulawesi di September Ceria”
Seminar adalah bagian dari upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kelainan celah bibir dan lelangit.
“Supaya masyarakat semakin memperhatikan pentingnya asupan gizi dan menghindari stress bagi ibu hamil serta menghindari perkawinan sedarah yang resikonya bayi dilahirkan menderita kelainan celah bibir dan lelangit,” kata kadis seputar penyebabnya untuk dilakukan pencegahan.
Sementara kata pencetus yayasan drg. Moh. Gazali, MARS, Sp.BM (K) jauh hari sebelum dibentuk, atau sejak 2017, Ia telah aktif menangani pasien celah bibir dan lelangit.
Dalam kurun waktu itu, Ia dibantu rekan-rekan seprofesi telah keliling Sulawesi Tengah dan sukses mengoperasi lebih dari 1500 pasien.
“Kegiatan ini bukan di dunia dibalasnya tapi nanti di akhirat,” Ia mengungkap motivasinya dalam menolong pasien.
Lebih jauh Ia berharap dukungan stakeholder atas kiprah yayasan ini, terkhusus kolaborasi dengan PKK.
Sehari sebelumnya, atau Jum’at (16/9), Ketua TP-PKK Vera Rompas Mastura berkunjung dan melihat operasi penanganan pasien kelainan celah bibir dan lelangit di RS Madani.
Ia juga menyemangati pasien dan keluarga agar tidak takut menghadapi operasi supaya nanti bisa pulih dan tersenyum manis kembali.
“Jangan mem-bully (penderita) tapi harus menolong dan menyayangi mereka,” pesannya saat mengunjungi pasien. (**)