PARIMO, parimoaktual.com – Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sekaligus Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Sulawesi Tengah, Tuty Zarfiana menyebut, angka prevalensi stunting di Sulteng masih cukup tinggi.
Hal tersebut disampaikan Tuty Zarfiana pada kegiatan Raker evaluasi percepatan penurunan stunting semester satu di auditorium Kantor Bupati Parimo, Rabu (26/7/2023).
Baca Juga : Disnakertrans Parimo Gelar FGD Evaluasi Perkembangan Kawasan Trasmigrasi Bahari Tomini Raya
Kata Tuty, berdasarkan hasil Survei Status Gizi (SSGI) yang dirilis pada tahun 2020 sebesar 29,7 persen. Kemudian, hasil SSGI tahun 2022, angka prevalensi stunting itu dapat diturunkan sebanyak 1,5 persen.
Sehingga, menjadi 28,2 persen, ini pun katanya masih cukup tinggi untuk rata-rata angka nasional ditingkat pusat. Khusus untuk Kabupaten Parigi Moutong tahun 2020, dari hasil SSGI angka prevalensi stunting di daerah itu sebesar 31,7 persen.
“Dan dapat diturunkan pada tahun 2022 menjadi 27,4 persen. Tentunya ini semua adalah hasil upaya dan kerja keras dari seluruh pihak yang ada di Parimo,” ujarnya.
Kemudian, untuk target nasional pada tahun 2024 yang akan di capai adalah sebesar 14 persen. Dan ini kata dia, merupakan kerja berat bagi semua pihak, baik dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan.
Sementara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tengah sendiri, target untuk angka stunting adalah, pada tahun 2026 nantinya sebesar 11 persen.
“Dan ini harus bergerak lebih cepat lagi agar kita dapat mencapai target 11 persen tersebut,” tegasnya.
Dengan memperhatikan capaian itu, maka Provinsi Sulteng termasuk Kabupaten Parigi Moutong betul-betul memerlukan upaya dan kerja keras yang cukup berat.
Kata dia, selama ini bukan tidak bekerja, tetapi semua pihak sudah bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai angka prevalensi stunting yang diharapkan untuk mencapai target nasional pada tahun 2024.
“Dan paling penting yang kita lakukan untuk mencapai angka prevalensi stunting kita harapkan, adalah komitmen pemerintah daerah setempat.” ujarnya.
Baca Juga : Kesiapan Kejuaraan Nasional Panjat Tebing di Parimo Capai 90 Persen
Selain itu, tentunya diharapkan juga dukungan dari seluruh sektor yang terlibat, mitra kerja dan khususnya pada OPD terkait yang masuk dalam TPPS Provinsi Sulteng. Dan lebih khusus lagi di Kabupaten Parigi Moutong.
Berdasarkan data yang ada pada Sekretariat TPPS Provinsi Sulteng ungkapnya, bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya stunting dibeberapa Kabupaten adalah, karena adanya pola asuh yang belum maksimal.
Ia menambahkan, dari pola asuh tersebut, tentunya yang tidak maksimal adalah, bagaimana memilih makanan bergizi, merawat anak dan ibu hamil.
“Dan yang paling penting bagi ibu, merawat kesehatan reproduksi kepada anak remaja yang tentunya sebagai calon pengantin. Serta tidak melakukan seks bebas yang dapat merugikan masa depan para remaja kita,” ujarnya.(dany)