Belum Bisa Dipastikan, Virus Babi di Parimo Menunggu Hasil LAB

oleh
Belum Bisa Dipastikan, Virus Babi di Parimo Menunggu Hasil LAB
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Parimo, Normawati Said (Foto : Istimewa)

PARIMO, parimoaktual.com – Virus penyebab kematian ribuan babi di beberapa Kecamatan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, hingga saat ini belum bisa dipastikan.  

Pasalnya, hingga saat ini hasil uji sampel darah babi dari Parimo yang di periksa di Balai Besar Veteriner Maros belum keluar. 

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Parimo, Normawati Said, pihaknya belum bisa memastikan apakah penyebab kematian ribuan babi di Parimo terserang virus Clasical Swine fever (CSF) atau  African Swine Fever (ASF).  

Baca Juga : Bupati Resmikan Fono Nuada Tanainolo Suku Tajio

“Saat kami ke Balai Besar Veteriner Maros kemarin, sampel darah sudah dalam proses pemeriksaan di Lab,” ujar Normawati Said saat dikonfirmasi media ini melalui Whatsapp. Kamis (1/06/2023). 

Kata dia, menurut petugas pelaksana harian yang menerima pihaknya disana, sampel darah dari Parimo sebelumnya masih mengantri untuk diteliti. Karena banyaknya sampel darah dari Daerah lain. 

“Jadi masih menunggu sedikit lagi, semoga minggu depan sudah ada hasilnya,” harapnya. 

Baca Juga : 117 Calon Jemaah Haji Parimo Terima Pakaian Ihram dan Koper

Menurutnya, berdasarkan tanda – tanda yang dijelaskan para dokter hewan, untuk keseluruhan penyakit yang menyerang ternak babi di Kabupaten Parimo, lebih dominan ke CSF. Namun di beberapa wilayah tertentu seperti Kecamatan Torue dan Balinggi, ada kemungkinan penyakit ASF. 

Terkait hal tersebut, sebelumnya pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait penanganan ternak babi yang sakit dan yang mati. 

“Untuk edaran Bupati, sementara kami ajukan,” pungkasnya. 

Sebelumnya, Dokter hewan Ade Hariwiweka menyarankan pemusnahan secara massal  terhadap ternak babi di Kecamatan Sausu, Balinggi dan Torue, sebab angka kematian babi semakin bertambah. 

“Ini merupakan keputusan yang cukup berat, namun yang bisa saya rekomendasikan yaitu pemusnahan secara massal untuk populasi babi, karena jika penyakit yang menyerang ternak babi di Parimo adalah ASF, itu belum ada obatnya,” ujar Ade. Iwan Tj 

 

 

 

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *