Parimo Pertahankan Zona Hijau, Upaya Penurunan Stunting Terus Diperkuat

oleh
oleh
Bupati Parimo H. Erwin Burase saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Triwulan III Tahun 2025. (Foto : Istimewa).

PARIMO, parimoaktual.com Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo) terus memperkuat komitmen dalam menurunkan angka stunting melalui sinergi lintas sektor.

Hal itu disampaikan Bupati Parimo Erwin Burase dalam sambutan Rapat Koordinasi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (P3S) Triwulan III Tahun 2025, di Auditorium Kantor Bupati. Senin, (13/10/2025).

Bupati Erwin dalam sambutannya  menyampaikan rasa syukur atas capaian daerah yang masih berada pada  zona hijau  berdasarkan data terbaru penanganan stunting.

Ia menegaskan, meski capaian tersebut membanggakan, seluruh pihak tidak boleh terlena dan harus terus bekerja menekan angka stunting yang saat ini masih berada di kisaran 21 persen.

“Alhamdulillah, posisi kita saat ini masih di zona hijau. Dua tahun berturut-turut kita termasuk daerah terbaik dalam pelaksanaan penurunan stunting. Tahun ini memang berada di peringkat kedua, tetapi capaian ini patut kita syukuri,” ujarnya.

Menurutnya, informasi yang sempat beredar di sejumlah media yang menyebut Parimo masuk zona merah bersama Sigi dan Donggala tidak sesuai dengan data provinsi.

Berdasarkan verifikasi, Parimo  justru tercatat sebagai salah satu daerah dengan penanganan stunting terbaik di Sulawesi Tengah.

Bupati menegaskan, evaluasi kinerja pencegahan dan penurunan stunting bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan langkah penting untuk memastikan setiap program benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“Penurunan stunting tidak hanya bicara soal gizi, tapi juga menyangkut kualitas hidup, masa depan generasi, dan keberlanjutan pembangunan daerah. Karena itu, kerja sama lintas sektor menjadi kunci utama,” katanya.

Ia menekankan pentingnya peningkatan pelayanan dasar yang lebih terpadu, mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, konseling gizi terpadu, penyediaan air minum dan sanitasi, pendidikan anak usia dini, serta perlindungan sosial.

Bupati juga mengajak seluruh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengidentifikasi kendala di lapangan, memperbaiki strategi, dan memperkuat sinergi antar instansi agar target penurunan stunting di Parimo dapat tercapai secara optimal.

“Mari kita bersama melihat capaian kinerja hingga triwulan ketiga tahun ini. Identifikasi hambatan yang ada, perkuat koordinasi, dan terus tingkatkan sinergi. Jangan sampai kita terlena dengan capaian yang sudah baik,” pesannya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan Global Nutrition Report tahun 2018, sebanyak  150,8 juta atau 22,2 persen balita di dunia mengalami stunting, dan Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dengan angka 30,8 persen.

Fenomena ini menjadi peringatan penting akan perlunya peningkatan manajemen pelayanan dasar dan distribusi gizi, terutama bagi ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun (1.000 hari pertama kehidupan).

Dengan capaian zona hijau yang masih terjaga, Pemda Parimo menargetkan angka stunting terus menurun secara signifikan melalui kolaborasi berkelanjutan antarinstansi dan dukungan penuh masyarakat. (abt)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *