Pemda Parimo Fokus Kuatkan Ekonomi Desa Lewat Ekosistem Distribusi Pangan

oleh
oleh
Sekda Parimo, Zulfinasran, saat menyampaikan paparan pada konsultasi publik rancangan awal RPJMD 2025–2029 bertema “Penguatan Lembaga Ekonomi Daerah dalam Ekosistem Distribusi Pangan” Parigi, Rabu (23/7/2025). (Foto : Istimewa)

PARIMO, parimoaktual.com  – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong (Parimo) menegaskan komitmennya memperkuat kemandirian ekonomi desa sebagai fondasi utama pembangunan daerah. Langkah ini menjadi prioritas dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.

Sekda Parimo, Zulfinasran, mengatakan, penguatan ekonomi desa akan difokuskan pada pembentukan ekosistem distribusi pangan yang efisien melalui optimalisasi lembaga ekonomi lokal seperti koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Dari 283 wilayah administrasi di Parimo, hanya lima yang berstatus kelurahan. Artinya, desa menjadi tulang punggung utama pembangunan ekonomi daerah. Jika desa bergerak, maka ekonomi Parimo akan tumbuh,” ujarnya dalam kegiatan konsultasi publik rancangan awal RPJMD di Parigi, Rabu (23/7/2025).

Menurutnya, salah satu masalah mendasar yang dihadapi sektor pangan di daerah adalah rantai pasok yang terlalu panjang, sehingga harga di tingkat petani dan konsumen menjadi timpang.

“Setiap mata rantai distribusi bisa menaikkan harga hingga 10 persen. Tanpa manajemen rantai pasok yang efektif, industri pangan mudah terguncang oleh fluktuasi harga dan kelangkaan bahan baku,” tegasnya.

Zulfinasran menilai, tingginya biaya logistik, minimnya fasilitas penyimpanan modern, serta keterbatasan data akurat soal permintaan dan produksi menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.

“Petani sering rugi karena tidak memiliki akses informasi pasar yang transparan. Pemerintah daerah harus hadir sebagai pengatur dan fasilitator agar mereka mendapat harga yang layak,” jelasnya.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Pemda Parimo tengah menyiapkan  Peraturan Bupati (Perbup) tentang penguatan lembaga ekonomi daerah dalam sistem distribusi pangan.

Salah satu gagasan yang dikembangkan ialah pembentukan platform digital terintegrasi yang menghubungkan petani, koperasi, dan konsumen secara langsung.

“Nantinya, koperasi atau BUMDes akan mengelola marketplace lokal. Harga dan kebutuhan pangan ditampilkan secara terbuka di ruang publik seperti kantor desa dan pasar,” terangnya.

Zulfinasran menambahkan, pendekatan digitalisasi ini terbukti efektif berdasarkan hasil kajian sejumlah perguruan tinggi, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran.

Studi menunjukkan, sistem distribusi langsung mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 61 persen.

“Melalui pasar lelang dan kemitraan langsung, petani bisa memperoleh hingga 80 persen dari harga konsumen. Ini model yang bisa diadaptasi secara nasional jika diterapkan konsisten dari pusat hingga daerah,” tuturnya.

Selain memperkuat struktur ekonomi di tingkat desa, Pemda Parimo juga menjalin kerja sama lintas wilayah, salah satunya dengan Pemerintah Kota Tomohon, Sulawesi Utara, untuk memperluas jaringan distribusi pangan antardaerah.

“Fungsi kerja sama antarwilayah kita aktifkan kembali, supaya bahan pangan lokal tidak hanya berputar di desa, tetapi bisa menjadi suplai untuk UMKM dan industri pangan,” ucapnya.

Ia menegaskan, arah pembangunan Parimo ke depan tetap berpijak pada Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa), yang menjadi roh utama dalam visi ‘Parimo Maju, Mandiri, dan Berkelanjutan’.

“Gerbang Desa bukan slogan. Ini harus diterjemahkan melalui langkah konkret, mulai dari penguatan koperasi, distribusi pangan, hingga digitalisasi sistem ekonomi desa,” pungkas Zulfinasran. (abt)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *