PARIMO, parimoaktual.com – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (parimo), Sulawesi Tengah, memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Juli 2025.
Keputusan ini diambil lantaran sejumlah pekerjaan pemulihan di lokasi terdampak belum selesai.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, Moh Rivai, menjelaskan bahwa masa tanggap darurat sebelumnya berlangsung sejak 19 Juni hingga 2 Juli.
“Pemulihan belum tuntas, khususnya di sektor infrastruktur dan aliran sungai. Karena itu, masa tanggap darurat diperpanjang,” kata Rivai saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).
Selama masa perpanjangan, pemerintah daerah memprioritaskan normalisasi sungai di empat desa yang terdampak cukup parah, yakni Desa Bolano Barat dan Sribatang di Kecamatan Bolano Lambunu, serta Desa Wanamukti Utara dan Bolano di Kecamatan Bolano.
Untuk mendukung upaya ini, BPBD bersama Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) mengerahkan dua alat berat jenis ekskavator guna mengangkat material sedimen yang menghambat aliran sungai.
“Kami fokus mengembalikan fungsi sungai agar banjir tidak kembali terjadi saat curah hujan tinggi,” jelas Rivai.
Rivai juga menyebutkan bahwa selama masa perpanjangan, BPBD tidak lagi membuka posko induk dan dapur umum karena anggaran hanya dialokasikan untuk 14 hari awal.
“Operasional dapur umum dan posko berakhir per 2 Juli. Perpanjangan ini hanya mencakup kegiatan pemulihan lapangan,” tegasnya.
Diketahui, banjir yang melanda pada Selasa (17/6/2025) lalu berdampak pada 12 desa di dua kecamatan, yaitu Bolano dan Bolano Lambunu.
Pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah strategis agar wilayah terdampak segera pulih. (abt)