BPBD Parimo Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir di 12 Desa hingga 2 Juli

oleh
oleh
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Parimo, Moh Rivai, Jumat (20/6/2025). (Foto : Wady)

PARIMO, parimoaktual.com Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong (parimo), Sulawesi Tengah, menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di 12 desa yang tersebar di tiga kecamatan. Keputusan ini berlaku mulai 19 Juni hingga 2 Juli 2025.

“Status tanggap darurat ditetapkan untuk percepatan penanganan dampak banjir yang meluas akibat curah hujan tinggi pada 17 Juni lalu,” kata Plt Kepala BPBD Parimo, Moh Rivai, saat dihubungi, Jumat (20/6/2025).

Sebanyak 12 desa terdampak tersebar di Kecamatan Bolano Lambunu, Bolano, dan Ongka Malino. Di Bolano Lambunu, desa yang terdampak meliputi Lambunu, Lambunu Utara, Siendeng, dan Anutapura. Di Kecamatan Bolano, ada Desa Bolano Induk, Bolano Barat, Lembah Bomban, Wanamukti Utara, Wanamukti, dan Sritabaang. Sementara di Kecamatan Ongka Malino, banjir melanda Desa Ongka dan Malino.

Banjir terjadi akibat luapan beberapa sungai setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Air merendam permukiman warga serta fasilitas umum, termasuk sekolah dan rumah ibadah.

Menurut Rivai, prioritas penanganan selama masa tanggap darurat meliputi penyaluran logistik bagi warga terdampak, pembersihan rumah dan fasilitas umum, serta normalisasi sungai.

“Pemerintah daerah juga telah membuka posko induk sebagai pusat informasi dan koordinasi penanganan bencana,” jelasnya.

Hingga Jumat pagi (20/6), banjir mulai berangsur surut di beberapa desa seperti Bolano, Bolano Barat, Sritabaang, dan Siendeng. Namun, sebanyak 448 jiwa atau 112 kepala keluarga (KK) di Desa Bolano, termasuk tujuh bayi, masih mengungsi karena rumah mereka terendam lumpur.

“Warga Desa Bolano sementara tinggal di bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs),” tambah Rivai.

BPBD juga mencatat, total warga terdampak di Desa Bolano mencapai 1.357 jiwa dari 414 KK, terdiri atas 14 bayi, 90 balita, 114 lansia, dan delapan ibu hamil.

“Pasokan bahan makanan menjadi kebutuhan utama warga saat ini karena mereka belum bisa bekerja. Pemkab terus berupaya menyalurkan bantuan untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat terdampak,” pungkas Rivai. (abt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *