KADIN Parimo: Ekspor Durian ke Tiongkok Jadi Momentum Transformasi Ekonomi Daerah

oleh
oleh
Ketua KADIN Parigi Moutong, Faradiba Zaenong, menyampaikan sambutan pada kegiatan FGD ekspor perdana durian beku ke Tiongkok. Rabu, 4 Juni 2025. Acara ini menjadi tonggak penting dalam transformasi ekonomi daerah melalui sektor pertanian unggulan. (Foto ; Arifbudiman)

PARIMO, parimoaktual.com  Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Faradiba Zaenong, menyebut  kami melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk ekspor perdana durian beku ke Tiongkok sebagai tonggak sejarah penting bagi Indonesia, khususnya bagi kemajuan ekonomi daerah Parimo

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ekspor yang dilakukan di Istana Negara pada Minggu, 25 Mei 2025, disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Tiongkok.

Kabupaten Parimo dipercaya menjadi tuan rumah ekspor perdana tersebut.

“Alhamdulillah, ini adalah momen bersejarah bagi kami. Parimo dipercaya sebagai titik awal ekspor durian beku Indonesia ke pasar Tiongkok. Ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi tentang reputasi, kualitas, dan masa depan ekonomi daerah,” ujar Faradiba Zaenong, saat pembukaan kegiata FGD terkait Eksport Durian. Senin (26/5/2025)

Menurut Faradiba, ekspor ini menjadi bukti bahwa daerah memiliki peran vital dalam mendukung program strategis nasional.

Ia menilai kegiatan tersebut merupakan awal dari transformasi besar sektor pertanian dan industri pengolahan berbasis komoditas lokal.

“Parimo memiliki lebih dari 114.103 juta pohon durian produktif tersebar di atas lahan seluas 1.114 hektare. Saat ini kami telah memiliki 16 packing house dan jumlah ini akan terus bertambah. Kami juga siap membangun kebun modern, packing house, serta memperkuat sistem logistik dan keuangan ekspor,” jelasnya.

Faradiba menambahkan bahwa ekspor ke Tiongkok membuka peluang masuknya lebih dari 1.000 investor.

“Jika semua dikelola secara profesional dan berintegritas, kami yakin Parimo mampu bersaing dengan negara penghasil durian lain seperti Thailand dan Vietnam. Bahkan, target kami adalah menarik hingga 1.800 investor ke daerah,” tegasnya.

Dalam menghadapi tantangan ekspor jangka panjang, KADIN Parimo mendorong sejumlah langkah konkret:

Dinas Pertanian diharapkan aktif mensosialisasikan teknik budidaya durian yang baik dan benar.

Dinas Ketahanan Pangan diminta menjaga mutu sesuai standar ekspor.

DPRD Kabupaten Parimo didorong segera menyusun regulasi khusus tentang pengembangan durian sebagai komoditas strategis.

“Kami akan terus mendampingi para investor untuk memahami potensi serta regulasi daerah. Bersama asosiasi perkebunan durian (Apdurin) kami akan membina petani agar bertransformasi menuju sistem budidaya modern dan berdaya saing tinggi,” tambah Faradiba.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga disiplin dalam pengelolaan protokol ekspor.

“Keberhasilan ekspor ini jangan sampai tercoreng hanya karena kesalahan teknis. Kita sudah bukan lagi di tahap persiapan, tapi sudah masuk fase pelaksanaan. Semua pihak harus tahu perannya masing-masing,” ujarnya.

Faradiba mengapresiasi dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga pemerintah daerah, dalam mendorong Parimo sebagai pusat ekspor durian unggulan Indonesia.

“Ini adalah kesempatan besar yang tidak boleh disia-siakan. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi, inovasi, dan kerja nyata, Parimo akan menjadi sentra pengembangan durian modern skala besar di Indonesia,” tutupnya. (abt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *