PARIMO, parimoaktual.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Zulfinasran Ahmad, menyoroti masih tingginya angka kematian ibu dan anak di wilayahnya setiap tahun.
Menurut Zulfinasran, berdasarkan laporan yang diterimanya, tingginya angka kematian ibu dan anak di Parimo masih sering disebabkan oleh kekurangan darah. Sehingga, dinilai masih menjadi masalah.
“Ini masih menjadi masalah yang sering terjadi,” ujar Zulfinasran, saat membuka rapat evaluasi dan penandatanganan program kerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Parimo di aula lantai dua Kantor Bupati setempat pada Rabu (5/2/2024).
Ia bahkan menilai Pemerintah Daerah (Pemda) masih kurang optimal dalam mengidentifikasi dan menangani permasalahan ini dari tahun ke tahun.
“Olehnya, dinas terkait segera temukan solusi konkret untuk menekan angka kematian ibu dan anak,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinkes Parimo, I Gede Widiadha, menyatakan pihaknya telah menjalankan berbagai program untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Salah satunya melalui seluruh UPTD Puskesmas yang secara rutin memberikan layanan dan informasi kesehatan kepada ibu hamil.
Selain itu, Dinkes Parimo juga berupaya mencegah pernikahan usia dini serta kehamilan pada ibu berusia 40 tahun ke atas. Untuk mengatasi kekurangan darah, dalam dua tahun terakhir Dinkes Parimo, juga telah memberikan bantuan dana hibah kepada Palang Merah Indonesia (PMI) guna mendukung program donor darah.
“Ini adalah langkah-langkah yang telah kami lakukan. ke depannya akan terus kami tingkatkan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak,” katanya. (Galih)