BPBD Parimo Gelar Simulasi Penanggulangan Darurat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

oleh
oleh
Personel Basarnas saat mengevakuasi korban dalam simulasi penanggulangan darurat bencana gempa dan tsunami di Kelurahan Bantaya. (Foto - Wady).

PARIMO, parimoaktual.com Ratusan warga Kelurahan Bantaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah panik, merasa takut dan berhamburan keluar rumah, Rabu (24/4/2024).

Ratusan warga ini berlarian dengan perasaan panik, dan takut. Masing masing mereka keluar dari dalam rumah menyelamatkan diri, dan mencari tempat yang aman serta dataran tinggi untuk menghindari terjangan tsunami.

Hal tersebut, ternyata merupakan bagian skenario dari simulasi penanggulangan darurat bencana gempa bumi dan tsunami yang diinisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong.

Acara ini dibuka oleh Pj Bupati Parigi Moutong yang diwakili Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar), Nur Srikandi Puja.

Dalam sambutanya, Nur Srikandi Puja mengatakan, secara geografis Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari daratan, pantai dan pegunungan yang membentang sepanjang pantai dari utara sampai selatan.

“Dengan ketinggian rata rata 15 – 375 meter diatas permukaan laut,” ujarnya.

Menurutnya, dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan. Bencana (BNPB) dan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Parigi Moutong tahun 2023 – 2028.

Menetapkan Kabupaten Parigi Moutong sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat risiko bencana tinggi. Adapun ancaman bencana di daerah itu meliputi.

Bencana banjir, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), gelombang ekstrem dan abrasi pantai, serta kekeringan.

Menurutnya, potensi bencana diwilayah Kabupaten Parigi Moutong disebabkan oleh perubahan iklim, degradasi sumber daya alam dan lingkungan serta biogeofisik alam.

“Sehingga, menimbulkan berbagai fenomena yang memicu terjadinya bencana,” ujarnya.

Salah satu ancaman bencana yang sering dirasakan kata dia, adalah gempa bumi. Menurut hasil pemetaan yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu, Sulawesi Tengah.

Ia menjelaskan, Kabupaten Parigi Moutong dilewati oleh tiga jalur sesar, yakni jalur sesar Sausu, jalur sesar Tokararu, dan jalur sesar Tomini.

Dimana, dalam catatan sejarah kegempaan pada tahun 1938, Kabupaten Parigi Moutong pernah terjadi tsunami yang diakibatkan gempa bumi.

Kegiatan ini dilaksanakan, dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2024 dengan tema “Siap Untuk Selamat Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat”.

BPBD melaksanakan simulasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana agar mampu melaksanakan tindakan untuk mengurangi risiko ketika terjadi bencana.

“Olehnya, harapan kami kegiatan simulasi mitigasi bencana seperti saat ini wajib dilaksanakan setiap tahunya supaya dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat. Sehingga menciptakan ketangguhan mereka terhadap bencana,” ujarnya.(dany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *