PARIMO, parimoaktual.com– Menyambut Hari Raya Nyepi Saka 1946 tahun 2024, ribuan umat hindu mengarak 22 ogoh ogoh dengan meriah disepanjang ruas jalan Trans Sulawesi Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu, (10/3/2024).
Pantauan media ini, ribuan masyarakat hindu hingga masyarakat umum terlihat tumpah ruah menyaksikan arak arakan ogoh ogoh tersebut. Pawai ogoh ogoh di wilayah itu, mendapat sambutan dari masyakat luas di daerah itu.
Sekretaris Pengempon Pura Agung Purnasadha Tolai, I Nyoman Sudimantra mengatakan, menyambut hari raya nyepi saka 1946 tahun 2024, sebanyak 22 patung ogoh ogoh yang diarak arakan sepanjang ruas jalan Trans Sulawesi desa Tolai.
“Kalau di Pura Purnasadha ini ada 18 ogoh ogoh, ditambah lagi 4 ogoh ogoh dari Pura lain. Jadi totalnya 22,” kata I Nyoman Sudimantra, di Tolai, Minggu.
Menurut Sudimantra, jumlah ogoh ogoh yang ikut parade kali ini lebih banyak dari perayaan nyepi tahun sebelumnya. Pawai ogoh ogoh dilakukan sehari sebelum ritual nyepi.
Kata dia, ogoh ogoh disimbolkan sebagai energi negatif, lantaran rupa dari ogoh ohoh sendiri menyeramkan dan bertubuh besar seperti bhuta kala.
“Pawai ogoh ogoh ini kan, rangkaian dari nyepi. Pawai ogoh ogoh seperti ini dilaksanakan sejak tahun 90 an. Karena biasanya hanya dilaksanakan dilingkungan pura saja.” jelasnya.
Patung ogoh ogoh, diarak oleh warga perlahan lahan menyusuri ruas jalan trans salawesi menuju Mrajapati Purnasadha desa Tolai untuk dibakar dan dimusnahkan.
“Pada puncak arak arakan, patung ogoh ogoh ini dibakar sebagai simbol memusnahkan energi negatif yang ada di alam semesta.” ungkapnya.
Menurutnya, seluruh umat hindu melakukan hal ini. Harapan mereka untuk menetralisir sifat sifat negatif. Sehingga, saat nyepi kata dia bisa fokus beribadah.
Ia berharap pula, pawai ogoh ogoh ini menjadi ajang silaturahmi antar umat beragama. Agar terus terjalin, serta bisa menjadi event budaya setiap tahun di daerah itu.(dany)