PARIMO, parimoaktual.com – Pemerintah Desa Maleali, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, telah merancang sebuah program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya kakao pada tahun 2024.
Kepala Desa Maleali, Sahdin L Marhaba, mengungkapkan inisiatif ini kepada media setelah mengadakan Musyawarah Desa (Musdes) di Kantor Desa Maleali beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Asdep Olahraga Masyarakat Kemenpora Resmi Menutup Kejuaraan Tarkam di Parimo
Sahdin menyatakan bahwa selain kebutuhan akan bibit kakao yang tinggi di kalangan masyarakat setempat, dia juga menetapkan target jangka enam hingga tujuh tahun ke depan untuk mengurangi tingkat kemiskinan.
“Program ini akan membantu menurunkan tingkat kemiskinan di Desa Maleali dalam tujuh tahun mendatang, dan itulah yang menjadi target saya,” kata Sahdin. Kamis (5/10/2023).
Menurut Sahdin, jika program ini dijalankan dengan serius, angka kemiskinan akan turun secara bertahap. Dia juga menyoroti kenyataan bahwa Desanya tidak memiliki lahan sawah, sehingga pengembangan budidaya kakao dianggap sebagai langkah yang tepat.
Baca Juga : Kejuaraan Tarkam Diharapkan Lebih Banyak Melibatkan Cabor
Apalagi, menurut Sahdin, Desa Maleali memiliki luas perkebunan sekitar 1000 hektar, dan setiap penduduk memiliki lahan pribadi sebesar 2 hingga 3 hektar.
“Dengan anggaran Desa yang ada saat ini, kami akan secara bertahap membangun Desa ini. Kami juga akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk memenuhi kebutuhan Desa,” tambahnya.
Sahdin mengakui bahwa Desa yang dipimpinnya sebelumnya mengalami krisis kepercayaan masyarakat setempat, tetapi dia bersikeras untuk memulihkan kepercayaan tersebut.
“Kami akan melakukan upaya yang diperlukan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa,” katanya dengan tegas.
Sahdin juga mencatat bahwa pemerintah Desa Maleali sebelumnya telah mendistribusikan 5.000 bibit durian kepada penduduk Desa. Setiap penduduk menerima 10 bibit durian sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan diversifikasi pertanian lokal. (Iwan Tj)