PARIMO, parimoaktual.com – Sekjen Kementerian Pedesaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Taufik Madjid, S.Sos., M.Si. Menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Transmigrasi Ke 50 Unit I Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah, di lapangan Desa Kotaraya. Senin (12/12/2022).
Menurut Sekjen kementerian PDTT Taufik Madjid, sejak Indonesia merdeka kebijakan untuk menata penduduk seluruh penjuru tanah air menjadi kebijakan yang di prioritaskan, dengan tujuan memperkuat integrasi Nasional.
“Kementrian PDTT telah mendata, saat ini telah ada 2,2 juta warga transmigrasi terdiri dari 92 juta jiwa, yang tersebar di seluruh Indonesia, kementerian juga telah melakukan pengluasan transmigrasi di 119 Kabupaten dan tujuh Provinsi,” terangnya.
Dia mengatakan, bahwa Transmigrasi di Indonesia telah berhasil membangun 3.608 satuan permukiman di 619 kawasan transmigrasi yang diantaranya telah berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru berupa 1.183 desa definitif dan sebanyak 385 eks satuan permukiman transmigrasi telah berkembang menjadi Ibu Kota Kecamatan, serta ada 2 kawasan transmigrasi yang telah menjadi Ibu Kota Provinsi dan 104 sebagai Ibu Kota Kabupaten.
Dia menjelaskan, program transmigrasi mendatangkan sejumlah keuntungan diantaranya, Transmigrasi berhasil membuka keterisolasian Daerah terpencil, serta transmigrasi telah mendorong pembentukan dua Ibu Kota Provinsi baru yaitu Mamuju, yang kini menjadi Ibu Kota Sulawesi Barat yang merupakan pengembangan dari kawasan transmigrasi. Selain itu, Ibu Kota Kalimantan Utara yang juga lahir dari pengembangan kawasan transmigrasi.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Parigi Mouton Badrun Nggai, SE mengatakan bahwa, sejarah hari bhakti transmigrasi atau istilah transmigrasi pertama kali dicetuskan oleh Bung Karno pada Tahun 1927 dalam harian Soeloeh Indonesia pada konferensi ekonomi di Kaliurang, Yogyakarta Tanggal 03 Februari 1946.
“Untuk Daerah Kabupaten Parimo, awal masuknya warga transmigrasi pada Tahun 1973-1974 yang berasal dari Jawa Tengah, dengan jumlah 100 orang, serta Jogya, DKI dan Bali dengan jumlah 480 orang,” ujarnya.
Wabub berharap, momentum peringatan hari bhakti transmigrasi ke-72 dan HUT ke 50 Tahun transmigrasi di Parimo, dapat menjadi titik awal baru untuk memperkukuh peran transmigrasi sebagai salah satu instrumen mewujudkan pembangunan indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam kerangka Negara kesatuan.
Perlu diketahui bahwa, secara historis pada Tahun 1972, warga dari Pulau Jawa dan Bali, diberangkatkan ke pulau Sulawesi tepatnya ditepian Teluk Tomini.
Dimana transmigrasi pertama kali dilakukan dengan memberangkatkan 23 kepala keluarga ke Lampung dan dua kepala keluarga ke lubuk linggau. Dengan menjelajah dan mengelola hutan belantara hingga kini menjadi Kotaraya.
Hingga saat ini, telah mencapai 50 Tahun warga transmigrasi di Kabupaten Parimo, dan telah menciptakan generasi muda yang kuat dan pantang menyerah, mampu berakulturasi dengan masyarkat asli yaitu Kaili, Tajio, Lauje dan Tialo. (*/rif)